Daftar
Istilah-istilah dalam
Bahasa Alus Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan
Kamus Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah

Oleh
SATRA WIRYANOTA
EIC 009 002
BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
ABSTRAK
Penelitian bahasa yang menyangkut
istilah-istilah tertentu dalam bahasa sasak sangat jarang dilakukan. Khususnya
mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak yang ada di Lombok
Tengah.
Penelitian ini mengenai daftar
istilah bahasa alus sasak di lihat dari segi bentuk dan makna yang ada di
Lombok Tengah ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa sasak dalam rangka
istilah-istilah bahasa alus sasak di Lombok Tengah dan mendata istilah-istilah
tersebut dalam bentuk daftar-daftar. Dengan tujuan ini diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pengajaran dasar bahasa sasak dalam
bidang perkamusan.
Kamus istilah dalam bahasa alus
sasak sangat jarang ditemukan. Hal ini tentu saja dapat menghambat laju
pengetahuan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam bahasa sasak, seperti
istilah-istilah kata benda dan kata kerja bahasa alus sasak , maupan
istilah-istilah lainnya yang terdapat dalam sistem bahasa alus sasak.
Permasalahan seperti ini perlu diatasi segera mengingat pentingnya hal ini
untuk ditanamkan dan diberikan kepada generasi-generasi muda di Lombok Tengah.
Adapun teori yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Struktural yang
dasar-dasarnya telah diterapkan oleh Ferdinand de Saussure. Salah satu dikotomi
dari Linguistik Strukturalyang paling tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah signifiant (bentuk) dan signifie (arti) yaitu bahwa setiap bahasa
memiliki bentuk dan arti.
Dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara dan pengamatan (penyimakan).
Setelah data terkumpul,
data dianalisis dengan teknik pengabjadan.Dengan penerapan teori di atas, serta
di tunjang oleh metode dan teknik tersebut, maka hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah daftar-daftar istilah-istilah
dalam bahasa alus
sasak serta istilah lainnya di Lombok Tengah.
Adapun istilah-istilah dalam
bahasa alus sasak di
lihat dari segi bentuk terdiri atas : (a). Bentuk dasar, (b). Bentuk kompleks,
(c). bentuk penggabungan,
dan (d),
bentuk perulangan.
Sedangkan istilah-istilah
dalam bahasa alus
sasak yang di lihat dari segi maknanya, terjadi perubahan makna dari kata
dasarnya setelah mendapatkan imbuhan dan peluluhan suatu alomorf yang memang
terdapat pada kata tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk mencapai kehidupan yang layak terhadap suatu
bangsa, usaha mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak dilakukan, karena bangsa
yang cerdas dan berkpribadian luhur akan dapat mempertahankan dirinya dalam
menghadapi gejolak kehidupan yang beraneka ragam.
Salah satu media yang digunakan sebagai alat
pembelajaran adalah kamus. Kamus merupakan suatu bentuk buku yang di dalamnya
memuat kata beserta maknanya.
Penelitian bahasa
yang menyangkut istilah-istilah tertentu dalam bahasa sasak sangat jarang
dilakukan. Khususnya mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak
yang ada di Lombok Tengah.
Kamus istilah dalam dalam bahasa sasak sangat jarang
ditemukan. Hal ini tentu saja dapat menghambat laju pengetahuan mengenai
istilah-istilah yang terdapat dalam bahasa sasak.
Sebagai orang
keturunan sasak, lahir di lingkungan suku sasak, dan dibesarkan dengan budaya
sasak, tentu menjadi kewajiban penuh mengkaji dan melestarikan budaya sasak
khususnya mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak tersebut.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimanakah
istilah-istilah dalam
bahasa alus sasak di Lombok Tengah di lihat dari segi bentuk?
2.
Bagaimanakah istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di
Lombok Tengah di lihat dari segi makna?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan mengenai :
1.
istilah-istilah
dalam bahasa alus
sasak di Lombok Tengah di lihat
dari segi bentuk.
2.
istilah-istilah
dalam bahasa alus
sasak di Lombok Tengah di lihat
dari segi makna.
D.
Kerangka Teori
Adapun teori yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Struktural yang
dasar-dasarnya telah diterapkan oleh Ferdinand de Saussure. Salah satu dikotomi
dari Linguistik Strukturalyang paling tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah signifiant (bentuk) dan signifie (arti) yaitu bahwa setiap bahasa
memiliki bentuk dan arti.
BAB II METODE PENELITIAN
A.
Metode pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti di sini menggunakan
teknik introspeksi yaitu pengumpulan data dengan cara menggali potensi yang ada
dalam diri peneliti. Dalam arti data
berasal dari peneliti yang merupakan penutur asli dari bahasa yang diteliti
(Skripsi Dedy Anshari, 2007 : 11). Dilanjutkan dengan teknik wawancara didukung
dengan pengamatan. Teknik wawancara yang
dimaksud di sini adalah peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mewawancarai
informan. Sedangkan teknik pengamatan
dapat disejajarkan dengan teknik penyimakan, maksudnya istilah-istilah yang
digunakan oleh masyarakat tersebut disimak langsung sebagai sumber data
(Skripsi Johan Wahyudi, 2007 ; 13).
B.
Analisis Data
Data-data yang
telah terkumpul baik dari hasil introspeksi, wawancara maupun pengamatan atau
penyimakan , peneliti menggunakan teknik pencatatan. Dalam teknik pencatatan
data-data yang terkumpul berwujud data-data mentah maksudnya peneliti di sini
perlu mengalisis data-data tersebut. Pada tahap menganalisa data penelitI melakukan
pengabjadan kata dan mengklasifikasikan kata-kata yang tak perlu, kata-kata
yang jarang digunakan akan dibuang.
C.
Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk alfabet
kamus.Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan sehingga
semakin mudah dipahami.
BAB III PEMBAHASAN
A.
Istilah-istilah
dalam bahasa alus
sasak
A
_______________________________________________________________
1. Ampurayang
[ampurayaŋ] : maaf
2. Ampure
[ampurә] :
maaf
3. Awik-awik
[awik-awik] : aturan / adat setempat
B
_______________________________________________________________
4. Bekarye
[bәkaryә] :
bekerja
5. Beparas
[bәparas] : bercukur
6. Besekedi
[bәsәkәdi] : membuang air besar
7. Bejangkep
[bәjaŋkәp] : mәrari?, kawin
8. Bini
[bini] :
perempuan
9. Bosang
[bosaŋ] : perut
C
_______________________________________________________________
10. Cokor
[cokor] : kaki
D
_______________________________________________________________
11. Dastar
[dastar] :
sapu?/ jenis pakaian adat sasak yang diikatkan di kepala
12. Dewek
[dewek] : saya (pribadi)
13. Dawek
[dawәk] : mari /ayo
14. Drike
[drikә]
:
di sana
15. Driki
[driki]
: di sini
16. Duwur
[duwur] :
atas
E
_______________________________________________________________
17. Enggih [әŋgih] : ya
G
_______________________________________________________________
18. Gading
[gadiŋ] :
tangan
19. Gedeng
[gәdeŋ]
: rumah
I
_______________________________________________________________
20. Ican
[ican] : kasih, beri
J
_______________________________________________________________
21. Jate
[jatә] : rambut
K
_______________________________________________________________
22. Karne
[karnә] : telinga
23. Karne
[karyә]
: kerja
24. Kayun
[kayun] : mau
25. Kasep
[kasep] : telat, habis
L
_______________________________________________________________
26. Lanjaran
[lanjaran] : rokok yang terbuat dari kulit
jagung yang sudah kering
27. Laki
[laki] :
laki-laki / cowok
28. Lati
[lati] :
lidah
M
_______________________________________________________________
29. Majengan
[majәŋan]
: makan
30. Mamik
[mami?] : bapak
31. Mamik
bini [mami? bini] :
ibu
32. Mantuk
[mantuk] : pulang
33. Matur
[matur] : kasih tau
34. Matur
pewikan [matur
pewikan]
: memberitahukan/ melaporkan
35. Mecunduk
[mәcunduk] : bertemu
36. Medaran
[mәdaran] : makan
37. Melinggih
[mәliŋgih] : duduk
38. Memarek
[mәmarәk]
: mengunjungi
39. Menawi
[mәnawi] : jika, kalau
40. Menggah
[mәŋgah] : marah
41. Mesare
[mәsare] :
tidur
42. Mesiram
[mәsiram] : mandi
43. Munggah
[muŋgah] : sholat, sembahyanG
N
_______________________________________________________________
44. Napi [napi] : apa
45. Nenten [nentәn]
: tidak
46. Ngadek
[ngadәk]
: berdiri
47. Ngandike
[ngandikә] : memerintah
48. Ngelanjar
[ngәlanjar] : merokok
49. Nike
[nikә] : sana
50. Niki
[niki] :
sini
51. Nunasang
[nunasaŋ] : bertanya
52. Nurge
[nurgә] :
permisi
53. Ninik
[nini?] :
kakek
54. Ninik
bini [nini?
bini] :
nenek
55. Nyedah
[nyәdah]
: makan daun sirih
P
_______________________________________________________________
56. Pageran
[pagәran] : gigi
57. Parek
[parәk] : kunjung
58. Pasengan
[pasengan] : nama
59. Pekayunan
[pәkayunan]
: kemauan
60. Pendikayan
[pәndikayan] : suruh
61. Pesilak
[pәsila?] : undangan
R
_______________________________________________________________
62. Rauh
[rauh] : datang, tiba
S
_______________________________________________________________
63. Sampun
[sampun] : sudah
64. Sanak
[sanak]
: saudara
65. Sareng
[sarәŋ] :
teman
66. Sebini
[sәbini?] : istri
67. Selakik
[sәlaki?] : suami
68. Silak
[sila
] : mari, ayo

69. Simpang
[simpaŋ] :
mampir
70. Sumur
[sumur] : hidung
71. Sungap
[suŋap] : mulut
72. Sungkan
[suŋkan]
: sakit
T
_______________________________________________________________
73. Tandikayan
[tandikayan] : disuruh
74. Tepesilak
[tәpәsila?] : diundangkan
75. Tetican
[tәtican]
: dikasih, diberi
76. Tunas
[tunas] :
minta
77. Tendes
[tentәs]
: kepala
78. Tiang
[tiaŋ] : saya, aku
U
_______________________________________________________________
79. Utawi
[utawi] : atau
W
_______________________________________________________________
80. Wenten
[wentәn] : ada
B.
Bentuk dan makna istilah bahasa alus sasak
Dalam penelitian yang berjudul Daftar Istilah-istilah
dalam Bahasa Alus
Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus
Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah, ada dua
segi menarik yang dibahas dalam penelitian inidan memiliki keterkaitan erat
dengan data-data yang sudah didapatkan, yakni (1) dari segi bentuk,(2) dari
segi makna
Dari
Segi Bentuk
Adapun
istilah-istilah yang di lihat dari segi bentuk terdiri atas : a. bentuk dasar,
b. bentuk kompleks, bentuk penggabungan, dan c. bentuk perulangan.
a.
Bentuk dasar
Bentuk dasar ialah bentuk
kata yang masih asli atau bentuk kata yang belum mendapatkan imbuhan.
Contoh;
1.
Karye [karyә] :
bekerja
2.
Ican [ican] : kasih, beri
3.
Lanjaran [lanjaran] : rokok yang terbuat dari kulit
jagung yang sudah kering
4.
Pendikayan [pәndikayan] : suruh
5.
Bini [bini] : perempuan
6.
Laki [laki] : laki-laki
7.
Silak [sila?] : mari / ayo
b.
Bentuk kompleks
bentuk kompleks ialah bentuk
kata yang sudah mendapatkan imbuhan.
Contoh;
1.
Bekarya [bәkaryә]
:
bekerja
2.
Beparas [bәparas]
: bercukur
3.
Memrek [mәmarәk] : mengunjungi
4.
Tandikayan [tandikayan] : disuruh
5.
Tetican [tәtican]
: dikasih, diberi
c.
Bentuk penggabungan
1.
Mamik bini [mamI?
bini] :
ibu
2.
Matur pewikan [matUr
pewikan]
: memberitahukan/ melaporkan
3.
Ninik bini [ninI?
bini] :
nenek
d.
Bentuk perulangan
Awik-awik [awIk-awIk] :
aturan, adat istiadat di suatu tempat yang wajib di taati
1.
Dari Segi Makna
Ada
beberapa istilah bahasa alus sasak yang ada di Lombok Tengah dari kata dasarnya
mengalami sedikit perubahan makna setelah mengalami imbuhan dan peluluhan suatu
alomorf yang memang terdapat pada kata tersebut.
Misalnya
:
1.
Karye [karyә]
: kerja , Bekarye [bәkaryә] :
bekerja
Pada kata “Karye” [karyә] mengalami perubahan makna setelah mendapatkan
imbuhan /ber-/ menjadi “Bekarye” [bәkaryә].
2.
Ican [ican] ; beri/ kasih, Tetican [tәtican] :
dikasih/ diberi
Pada kata “Ican” [ican] mengalami perubahan makna disebabkan
oleh adanya alomorf /t-/ menjadi “Tetican” [tәtican].
3.
Pendikayan [pәndikayan] : suruh,
Tandikayan [tandikayan]
: disuruh
pada kata “Pendikayan” [pәndikayan] konsonan /p/ luluh yang
sebabkan adanya alomorf /t-/ menjadi “Tandikayan” [tandikayan].
4.
Silak [sila?] : mari/ ayok, Pesilak [pәsila?] :
undangan,
Tepesilak [tәpәsila?]
:diundangkan
Pada kata
“Silak” [sila?] mengalami perubahan makna disebabkan oleh adanya alomorf /p-/ menjadi “ Pesilak” [pәsila?].
Dan pada kata “
Pesilak” [pәsila?]
mengalami perubahan makna lagi setelah mendapatkan imbuhan /te-/ menjadi
“Tepesilak” [tәpәsila?].
BAB
IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam penelitian yang berjudul Daftar Istilah-istilah
dalam Bahasa Alus
Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus
Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah, ada dua
segi menarik yang dibahas dalam penelitian ini dan memiliki keterkaitan erat
dengan data-data yang sudah didapatkan, yakni (1) dari segi bentuk, (2) dari
segi makna.
Adapun istilah-istilah yang di lihat dari segi bentuk
terdiri atas : a. bentuk dasar, b. bentuk kompleks, bentuk penggabungan, dan c.
bentuk perulangan. Misalnya : (dalam bentuk kata dasar) Ican [ican],
Lanjaran [lanjaran],
Karye [karyә]
dan lainnya. (dalam bentuk kata kompleks) Bekarye [bәkaryә],
Tetican [tәtican]
dan lainnya. (dalam bentuk penggabungan) Mamik bini [mami? bini], Matur
pewikan [matUr
pewikan]. (dalam bentuk perulangan) Awik-awik
[awIk-awIk].
Dari Segi Makna
Ada beberapa istilah bahasa alus sasak yang ada di
Lombok Tengah dari kata dasarnya mengalami sedikit perubahan makna setelah
mengalami imbuhan dan peluluhan suatu alomorf yang memang terdapat pada kata
tersebut.
Misalnya :
Karye [karyә]
: kerja , Bekarye [bәkaryә] :
bekerja
Pada kata “Karye” [karyә] mengalami perubahan makna setelah mendapatkan
imbuhan /ber-/ menjadi “Bekarye” [bәkaryә].
B. SARAN
Pemerintah
daerah propinsi Nusa Tenggara Barat dipandang perlu bekerja sama dengan pihak
terkait seperti Dinas Parawisata dan Seni Budaya, Dinas Pendidikan baik di
tingkat kabupaten (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga) maupun di tingkat
kota (Dinas Pendidikan Kota), serta lembaga pendidikan baik di tingkat
pendidikan dasar maupun di tingkat pendidikan tinggi, untuk melakukan
identifikasi, inventarisasi, serta sosialisasi tentang Istilah-istilah
dalam Bahasa Alus
Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus
Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak.
DAFTAR PUSTAKA
J.W.M. VERHAAR. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Prees
Skripsi Dedy Hasriadi Anshari. 2007. Sistem Fonologi Bahasa Sumbawa Dialek
Taliwang. Mataram : FKIP Universitas Mataram
Skripsi Johan Wahyudi. 2007. Daftar Istilah Pengobatan dan Perdukunan Bahasa Sasak Lombok Timur yang
di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Sederhana dalam
Pembelajaran Bahasa Sasak Tingkat SD ataupun SMP. Mataram : FKIP
Universitas Mataram
Thank for posted this materials.. salam kenal.. :)
BalasHapuswww.agues-shaliem.blogspot.com
Luar biasa
BalasHapus