Kamis, 30 Agustus 2012

KAMUS SASAK DIALEK PUJUT


Daftar Istilah-istilah dalam Bahasa Alus Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah




Oleh
SATRA WIRYANOTA
EIC 009 002



BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012


ABSTRAK

Penelitian bahasa yang menyangkut istilah-istilah tertentu dalam bahasa sasak sangat jarang dilakukan. Khususnya mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak yang ada di Lombok Tengah.
Penelitian ini mengenai daftar istilah bahasa alus sasak di lihat dari segi bentuk dan makna yang ada di Lombok Tengah ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa sasak dalam rangka istilah-istilah bahasa alus sasak di Lombok Tengah dan mendata istilah-istilah tersebut dalam bentuk daftar-daftar. Dengan tujuan ini diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pengajaran dasar bahasa sasak dalam bidang perkamusan.
Kamus istilah dalam bahasa alus sasak sangat jarang ditemukan. Hal ini tentu saja dapat menghambat laju pengetahuan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam bahasa sasak, seperti istilah-istilah kata benda dan kata kerja bahasa alus sasak , maupan istilah-istilah lainnya yang terdapat dalam sistem bahasa alus sasak. Permasalahan seperti ini perlu diatasi segera mengingat pentingnya hal ini untuk ditanamkan dan diberikan kepada generasi-generasi muda  di Lombok Tengah.
Adapun teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Struktural yang dasar-dasarnya telah diterapkan oleh Ferdinand de Saussure. Salah satu dikotomi dari Linguistik Strukturalyang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah signifiant (bentuk) dan signifie (arti) yaitu bahwa setiap bahasa memiliki bentuk dan arti.
Dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara dan pengamatan (penyimakan). Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan teknik pengabjadan.Dengan penerapan teori di atas, serta di tunjang oleh metode dan teknik tersebut, maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah daftar-daftar istilah-istilah dalam bahasa alus sasak serta istilah lainnya di Lombok Tengah.
Adapun istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di lihat dari segi bentuk terdiri atas : (a). Bentuk dasar, (b). Bentuk kompleks, (c). bentuk penggabungan, dan (d), bentuk perulangan.
Sedangkan istilah-istilah dalam bahasa alus sasak yang di lihat dari segi maknanya, terjadi perubahan makna dari kata dasarnya setelah mendapatkan imbuhan dan peluluhan suatu alomorf yang memang terdapat pada kata tersebut.









BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Untuk mencapai kehidupan yang layak terhadap suatu bangsa, usaha mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak dilakukan, karena bangsa yang cerdas dan berkpribadian luhur akan dapat mempertahankan dirinya dalam menghadapi gejolak kehidupan yang beraneka ragam.
Salah satu media yang digunakan sebagai alat pembelajaran adalah kamus. Kamus merupakan suatu bentuk buku yang di dalamnya memuat kata beserta maknanya.
Penelitian bahasa yang menyangkut istilah-istilah tertentu dalam bahasa sasak sangat jarang dilakukan. Khususnya mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak yang ada di Lombok Tengah.
Kamus istilah dalam dalam bahasa sasak sangat jarang ditemukan. Hal ini tentu saja dapat menghambat laju pengetahuan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam bahasa sasak.
Sebagai orang keturunan sasak, lahir di lingkungan suku sasak, dan dibesarkan dengan budaya sasak, tentu menjadi kewajiban penuh mengkaji dan melestarikan budaya sasak khususnya mengenai istilah-istilah dalam sistem bahasa alus sasak tersebut.

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimanakah istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di Lombok Tengah di    lihat dari segi bentuk?
2.      Bagaimanakah istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di Lombok Tengah di lihat dari segi makna?

C.     Tujuan Penelitian
      
        Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan mengenai :
1.      istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di Lombok Tengah di    lihat dari segi bentuk.
2.      istilah-istilah dalam bahasa alus sasak di Lombok Tengah di    lihat dari segi makna.

D.     Kerangka Teori

Adapun teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Struktural yang dasar-dasarnya telah diterapkan oleh Ferdinand de Saussure. Salah satu dikotomi dari Linguistik Strukturalyang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah signifiant (bentuk) dan signifie (arti) yaitu bahwa setiap bahasa memiliki bentuk dan arti.



BAB II METODE PENELITIAN

A.     Metode pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti di sini menggunakan teknik introspeksi yaitu pengumpulan data dengan cara menggali potensi yang ada dalam diri peneliti. Dalam arti  data berasal dari peneliti yang merupakan penutur asli dari bahasa yang diteliti (Skripsi Dedy Anshari, 2007 : 11). Dilanjutkan dengan teknik wawancara didukung dengan pengamatan.  Teknik wawancara yang dimaksud di sini adalah peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mewawancarai informan. Sedangkan teknik  pengamatan dapat disejajarkan dengan teknik penyimakan, maksudnya istilah-istilah yang digunakan oleh masyarakat tersebut disimak langsung sebagai sumber data (Skripsi Johan Wahyudi, 2007 ; 13).
B.     Analisis Data
 Data-data yang telah terkumpul baik dari hasil introspeksi, wawancara maupun pengamatan atau penyimakan , peneliti menggunakan teknik pencatatan. Dalam teknik pencatatan data-data yang terkumpul berwujud data-data mentah maksudnya peneliti di sini perlu mengalisis data-data tersebut. Pada tahap menganalisa data penelitI melakukan pengabjadan kata dan mengklasifikasikan kata-kata yang tak perlu, kata-kata yang jarang digunakan akan dibuang.
C.     Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk alfabet kamus.Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan sehingga semakin mudah dipahami.











BAB III PEMBAHASAN

A.     Istilah-istilah dalam bahasa alus sasak


A
_______________________________________________________________
1.      Ampurayang [ampurayaŋ] : maaf
2.      Ampure [ampurә]              : maaf
3.      Awik-awik [awik-awik]       : aturan / adat setempat


B
_______________________________________________________________
4.      Bekarye [bәkaryә]     : bekerja
5.      Beparas [bәparas]      : bercukur
6.      Besekedi [bәsәkәdi]   : membuang air besar
7.      Bejangkep [jaŋkәp] : mәrari?, kawin
8.      Bini [bini]                   : perempuan
9.      Bosang  [bosaŋ]          : perut


C
_______________________________________________________________
10.  Cokor [cokor]        : kaki


D
_______________________________________________________________
11.  Dastar [dastar]        : sapu?/ jenis pakaian adat sasak yang diikatkan di kepala
12.  Dewek [dewek]     : saya (pribadi)
13.  Dawek [dawәk]     : mari /ayo
14.  Drike [drikә]         : di sana
15.  Driki [driki]           : di sini
16.  Duwur [duwur]      : atas


E
_______________________________________________________________
17.   Enggih [әŋgih]          : ya



G
_______________________________________________________________
18.  Gading [gadiŋ]        : tangan
19.  Gedeng [gәdeŋ]      : rumah


I
_______________________________________________________________
20.  Ican [ican] : kasih, beri


J
_______________________________________________________________
21.  Jate [jatә]        : rambut


K
_______________________________________________________________
22.  Karne [karnә] : telinga
23.  Karne [karyә] : kerja
24.  Kayun [kayun] : mau
25.  Kasep [kasep] : telat, habis


L
_______________________________________________________________
26.  Lanjaran [lanjaran] : rokok yang terbuat dari kulit jagung yang sudah kering
27.  Laki [laki]                  : laki-laki / cowok
28.  Lati [lati]                    : lidah


M
_______________________________________________________________
29.  Majengan [majәŋan] : makan
30.  Mamik [mami?]           : bapak
31.  Mamik bini [mami? bini]  : ibu  
32.  Mantuk [mantuk]              : pulang
33.  Matur [matur]                                 : kasih tau
34.  Matur pewikan [matur pewikan] : memberitahukan/ melaporkan
35.  Mecunduk [mәcunduk] : bertemu
36.  Medaran [mәdaran]       : makan
37.  Melinggih [mәliŋgih]       : duduk
38.  Memarek [mәmarәk]      : mengunjungi
39.  Menawi [mәnawi]            : jika, kalau
40.  Menggah [mәŋgah]          : marah
41.  Mesare [mәsare]              : tidur
42.  Mesiram [mәsiram]          : mandi
43.  Munggah [muŋgah]           : sholat, sembahyanG


N
_______________________________________________________________
44.   Napi [napi]                : apa
45.   Nenten [nentәn]     : tidak
46.  Ngadek [ngadәk]      : berdiri
47.  Ngandike [ngandikә] : memerintah
48.  Ngelanjar [ngәlanjar] : merokok
49.  Nike [nikә]               : sana
50.  Niki [niki]                      : sini
51.  Nunasang [nunasaŋ] : bertanya
52.  Nurge [nurgә]           : permisi
53.  Ninik [nini?]                : kakek
54.  Ninik bini [nini? bini]        : nenek
55.  Nyedah [nyәdah]    : makan daun sirih


P
_______________________________________________________________
56.  Pageran [pagәran]       : gigi
57.  Parek [parәk]            : kunjung
58.  Pasengan [pasengan]      : nama
59.  Pekayunan [pәkayunan]  : kemauan
60.  Pendikayan [pәndikayan] : suruh
61.  Pesilak [pәsila?]          : undangan


R
_______________________________________________________________
62.  Rauh [rauh] : datang, tiba


S
_______________________________________________________________
63.  Sampun [sampun] : sudah
64.  Sanak [sanak]         : saudara
65.  Sareng [sarәŋ]       : teman
66.  Sebini [sәbini?]      : istri
67.  Selakik [sәlaki?]     : suami
68.  Silak [sila]              : mari, ayo
69.  Simpang [simpaŋ]  : mampir
70.  Sumur [sumur]       : hidung
71.  Sungap [suŋap]       : mulut
72.  Sungkan [suŋkan]   : sakit

T
_______________________________________________________________
73.  Tandikayan [tandikayan] : disuruh
74.  Tepesilak [tәpәsila?]  : diundangkan
75.  Tetican [tәtican] : dikasih, diberi
76.  Tunas [tunas]      : minta
77.  Tendes [tentәs]  : kepala
78.  Tiang [tiaŋ]           : saya, aku


U
_______________________________________________________________
79.  Utawi [utawi] : atau


W
_______________________________________________________________
80.  Wenten [wentәn] : ada



B.     Bentuk dan makna istilah bahasa alus sasak
Dalam penelitian yang berjudul Daftar Istilah-istilah dalam Bahasa Alus Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah, ada dua segi menarik yang dibahas dalam penelitian inidan memiliki keterkaitan erat dengan data-data yang sudah didapatkan, yakni (1) dari segi bentuk,(2) dari segi makna
Dari Segi Bentuk
Adapun istilah-istilah yang di lihat dari segi bentuk terdiri atas : a. bentuk dasar, b. bentuk kompleks, bentuk penggabungan, dan c. bentuk perulangan.
a.       Bentuk dasar
Bentuk dasar ialah bentuk kata yang masih asli atau bentuk kata yang belum mendapatkan imbuhan.
Contoh;
1.      Karye [karyә]   : bekerja
2.      Ican [ican]                    : kasih, beri
3.      Lanjaran [lanjaran] : rokok yang terbuat dari kulit jagung yang sudah kering
4.      Pendikayan [pәndikayan] : suruh
5.      Bini [bini]                         : perempuan
6.      Laki [laki]  : laki-laki
7.      Silak [sila?] : mari / ayo
b.      Bentuk kompleks
bentuk kompleks ialah bentuk kata yang sudah mendapatkan imbuhan.
Contoh;
1.      Bekarya [bәkaryә]          : bekerja
2.      Beparas [bәparas]           : bercukur
3.      Memrek [mәmarәk]        : mengunjungi
4.      Tandikayan [tandikayan] : disuruh
5.      Tetican [tәtican]              : dikasih, diberi

c.       Bentuk penggabungan
1.      Mamik bini [mamI? bini]  : ibu
2.      Matur pewikan [matUr pewikan] : memberitahukan/ melaporkan
3.      Ninik bini [ninI? bini]        : nenek

d.      Bentuk perulangan
Awik-awik [awIk-awIk] : aturan, adat istiadat di suatu tempat yang wajib di taati

1.      Dari Segi Makna
Ada beberapa istilah bahasa alus sasak yang ada di Lombok Tengah dari kata dasarnya mengalami sedikit perubahan makna setelah mengalami imbuhan dan peluluhan suatu alomorf yang memang terdapat pada kata tersebut.
Misalnya :
1.      Karye [karyә] : kerja , Bekarye [bәkaryә] : bekerja
Pada kata “Karye” [karyә] mengalami perubahan makna setelah mendapatkan imbuhan /ber-/  menjadi “Bekarye” [bәkaryә].
2.      Ican [ican] ; beri/ kasih, Tetican [tәtican] : dikasih/ diberi
Pada kata “Ican” [ican] mengalami perubahan makna disebabkan oleh adanya alomorf /t-/ menjadi “Tetican” [tәtican].
3.      Pendikayan [pәndikayan] : suruh, Tandikayan [tandikayan] : disuruh
pada kata “Pendikayan” [pәndikayan] konsonan /p/ luluh yang sebabkan adanya alomorf /t-/ menjadi “Tandikayan” [tandikayan].
4.      Silak [sila?] : mari/ ayok, Pesilak [pәsila?] : undangan,
Tepesilak [tәpәsila?] :diundangkan
      Pada kata “Silak” [sila?] mengalami perubahan makna disebabkan oleh adanya alomorf /p-/  menjadi “ Pesilak” [pәsila?].
Dan pada kata  “ Pesilak” [pәsila?] mengalami perubahan makna lagi setelah mendapatkan imbuhan /te-/ menjadi “Tepesilak” [tәpәsila?].






BAB IV PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Dalam penelitian yang berjudul Daftar Istilah-istilah dalam Bahasa Alus Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak di Lombok Tengah, ada dua segi menarik yang dibahas dalam penelitian ini dan memiliki keterkaitan erat dengan data-data yang sudah didapatkan, yakni (1) dari segi bentuk, (2) dari segi makna.
Adapun istilah-istilah yang di lihat dari segi bentuk terdiri atas : a. bentuk dasar, b. bentuk kompleks, bentuk penggabungan, dan c. bentuk perulangan. Misalnya : (dalam bentuk kata dasar) Ican [ican], Lanjaran [lanjaran], Karye [karyә] dan lainnya. (dalam bentuk kata kompleks) Bekarye [bәkaryә], Tetican [tәtican] dan lainnya. (dalam bentuk penggabungan) Mamik bini [mami? bini], Matur pewikan [matUr pewikan]. (dalam bentuk perulangan) Awik-awik [awIk-awIk].
Dari Segi Makna
Ada beberapa istilah bahasa alus sasak yang ada di Lombok Tengah dari kata dasarnya mengalami sedikit perubahan makna setelah mengalami imbuhan dan peluluhan suatu alomorf yang memang terdapat pada kata tersebut.
Misalnya : 
Karye [karyә] : kerja , Bekarye [bәkaryә] : bekerja
Pada kata “Karye” [karyә] mengalami perubahan makna setelah mendapatkan imbuhan /ber-/  menjadi “Bekarye” [bәkaryә].


B.     SARAN

Pemerintah daerah propinsi Nusa Tenggara Barat dipandang perlu bekerja sama dengan pihak terkait seperti Dinas Parawisata dan Seni Budaya, Dinas Pendidikan baik di tingkat kabupaten (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga) maupun di tingkat kota (Dinas Pendidikan Kota), serta lembaga pendidikan baik di tingkat pendidikan dasar maupun di tingkat pendidikan tinggi, untuk melakukan identifikasi, inventarisasi, serta sosialisasi tentang Istilah-istilah dalam Bahasa Alus Sasak di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Pembelajaran Dasar Bahasa Sasak.





DAFTAR PUSTAKA

J.W.M. VERHAAR. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Prees

Skripsi Dedy Hasriadi Anshari. 2007. Sistem Fonologi Bahasa Sumbawa Dialek Taliwang. Mataram : FKIP Universitas Mataram

Skripsi Johan Wahyudi. 2007. Daftar Istilah Pengobatan dan Perdukunan Bahasa Sasak Lombok Timur yang di Lihat dari Segi Bentuk dan Makna sebagai Bahan Penyusunan Kamus Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Sasak Tingkat SD ataupun SMP. Mataram : FKIP Universitas Mataram